Dosen PGMI Unipdu Gelar Diseminasi Pendidikan Ramah Anak sebagai Basis Kreativitas Mahasiswa pada Kegiatan Oscar 2024

Dosen PGMI Unipdu Gelar Diseminasi Pendidikan Ramah Anak sebagai Basis Kreativitas Mahasiswa pada Kegiatan Oscar 2024

 

Dosen PGMI Unipdu Gelar Diseminasi Pendidikan Ramah Anak sebagai Basis Kreativitas Mahasiswa pada Kegiatan Oscar 2024

  

FAI Unipdu – Dosen PGMI Unipdu Jombang, Ibu Dr. Nur Ulwiyah, M.Pd.I, turut mengambil peran sebagai narasumber untuk melakukan diseminasi dan motivasi pada kegiatan Orientasi Studi dan Cinta Almamater (Oscar) bagi mahasiswa baru Fakultas Agama Islam (FAI) Unipdu Jombang tahun 2024. Moderator yang memandu jalannya diseminasi yaitu Arina Nur Khamdiyah, mahasiswa Prodi PAI semester 7 sekaligus pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FAI. Diseminasi dilakukan pada tanggal 12 September 2024 pukul 15.00 di plaza kampus Unipdu Jombang, dengan mengambil judul ”Kreativitas Mahasiswa FAI Berbasis Pendidikan Ramah Anak”. Kegiatan Oscar FAI Unipdu Jombang diselenggarakan oleh panitia bersama yang terdiri dari unsur Badan Eksekutif Mahasiswa FAI, Dewan Perwakilan Mahasiswa FAI, Himpunan Mahasiswa Program Studi PAI, Himpunan Mahasiswa Program Studi HK, dan Himpunan Mahasiswa Program Studi PGMI, atas bimbingan Dekan, Wakil Dekan, Ketua Prodi, Sekretaris Prodi di lingkungan FAI Unipdu Jombang.

Hadir pada kegiatan Oscar 2024 ini sebanyak 118 mahasiswa baru FAI Unipdu Jombang, yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua. Semua pimpinan FAI Unipdu Jombang dan pimpinan Prodi berkomitmen bahwa jumlah mahasiswa baru yang besar sepatutnya disertai dengan kesungguhan dalam pengelolaan pelayanan yang memadai. Dalam konteks ini, pengelolaan intelektualitas, kreativitas, dan akhlaqul karimah mahasiswa adalah basis komitmen. Intelektualitas, kreativitas, dan akhlaqul karimah adalah senyawa inti yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai agen perubahan dan pemimpin masa depan. Untuk itu, pengawalan atas tumbuh kembangnya senyawa inti ini dilakukan sejak dini pada kegiatan Oscar tahun 2024, yang dilaksanakan dengan melibatkan civitas akademika FAI Unipdu Jombang secara sinergis dan simultan.

Selanjutnya, tujuan penting dari judul diseminasi ”Kreativitas Mahasiswa FAI Berbasis Pendidikan Ramah Anak” adalah menebarkan dan menyebarkan pada semua mahasiswa pada lima hal, yaitu pertama, mahasiswa memahami substansi makna kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan membentuk atau mencipta ide dan karsa yang berharga berbasis pada imajinasi yang kuat. Setelah mencipta ide dan karsa, kreativitas adalah kemampuan menemukan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi.  Kedua, kreativitas tumbuh dan berkembang dalam diri mahasiswa. Kreativitas tumbuh pesat dan berkembang kokoh sejatinya disemai sendiri oleh kesadaran kritis mahasiswa untuk keberlangsungan hidupnya beserta makhluk lain dan alam semesta. Kreativitas tidak tumbuh dalam diri orang lain, kecuali orang lain itu sebatas menjadi inspirasi dan motivasi ekstrinsik. Kreativitas tetap diwujudkan dan dikendalikan oleh diri sendiri yang mandiri dan kritis. Ketiga, kreativitas tumbuh dalam diri yang hidup. Kreativitas tumbuh subur pada diri yang terus menggeliat dengan kesadaran penuh untuk terus bergerak mengalir meraih tujuan hidup. Kreativitas mustahil tumbuh pada diri seorang pemalas, yang hidupnya stagnan, membiarkan ruang pengetahuannya tertutup rapat oleh pintu dan jendela kebodohan, sehingga ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang beragam tidak bisa masuk.  Keempat, kreativitas adalah buah dari belajar yang menjadi problem solver. Kreativitas yang lahir dan bernyawa, memungkinkan tumbuh besar menjadi media pemecah masalah. Mahasiswa yang kreatif memiliki kesempatan yang lebar untuk menjadi problem solver, dan menutup ruang menjadi problem maker. Kelima, kreativitas terbentuk dengan basis akhlaqul karimah. Kreativitas yang mampu berkontribusi dan didedikasikan pada penciptaan tata kehidupan yang baik, tentulah lahir dari rahim niat, pikiran, dan perilaku yang baik pula. Hal ini harus dibangun menjadi rumus paten. Sinergi antara kreativitas, intelektualitas, dan akhlaqul karimah adalah persenyawaan utuh yang membentuk pribadi mahasiswa FAI Unipdu Jombang menjadi profil paripurna sebagai human being yang memiliki kesadaran kritis bahwa etik, moral, dan penghormatan atas nilai-nilai kemanusiaan adalah basis dari lahirnya semua ide, karsa, dan karya.

Rangkaian kegiatan diseminasi adalah sesi tanya jawab dari mahasiswa baru kepada narasumber. Ada 2 mahasiswa baru yang menyampaikan pertanyaan, yaitu Nafisah dan Ovi dari Prodi PAI. Kedua mahasiswa tersebut memberikan pertanyaan yang intinya ada 2 hal yaitu pertama, apa motivasi yang harus dibangun sehingga mahasiswa FAI terus memiliki kreativitas? dan kedua,  bagaimana cara seorang mahasiswa perempuan bisa mencapai prestasi yang tinggi?

Jawaban yang diberikan narasumber untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, yaitu pertama, motivasi paling dasar untuk menumbuhkan kreativitas adalah niat dan sikap mengikuti anjuran Rasulullah Saw bahwa belajar dan menuntut ilmu yang melahirkan kreativitas tidak bisa dibatasi oleh usia atau jenjang pendidikan formal, never ending for learning. Menuntut ilmu –dan berkreativitas– haruslah dimulai dari buaian orang tua hingga masuk ke liang lahat (mati), utlubul ’ilma min al-mahdi ila al-lahdi. Kedua, derajat dan kesempatan antara perempuan dan laki-laki dalam belajar atau menuntut ilmu dan meraih prestasi setinggi-tingginya adalah sama. Allah Swt berfirman dalam Q.S. an-Nahl ayat 97 yang artinya; ”Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. Ayat ini jelas bisa ditangkap menjadi dalil bahwa tidak ada klausul yang membatasi atau melarang bagi mahasiswa perempuan untuk beramal shalih, dimana termasuk di dalam amal shalih adalah aktivitas belajar, berkreasi, dan membangun prestasi.

Kegiatan diseminasi Oscar diakhiri dengan closing statement dari narasumber: ”Kreativitas tumbuh dalam diri mahasiswa, bukan di tempat lain, maka semailah dan pupuk terus dengan banyak membaca, berdiskusi, dan basis bangunan akhlaqul karimah, sehingga kreativitas lahir menjadi wujud karya problem solver yang bermanfaat bagi orang banyak dan alam semesta”. Inilah susungguhnya substansi pendidikan ramah anak. Pendidikan kampus yang memberikan ruang kemerdekaaan bagi mahasiswa terus memiliki kreativitas, sekaligus diberikan penghormatan atas ide, karsa, dan karyanya, tanpa diskrimasi dan kekerasan. Wallahu a’lam bi as-sawab. ***